Saturday, April 21, 2018

Bajak rotari

Friday, August 12, 2016

Istilah Bertani Dalam Bahasa Jawa

Istilah BERTANI dalam Boso jowo
#####
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwasannya anak2 sekarang sudah jarang yang tertarik dengan pertanian atau dalam bertani. Terbukti sekarang ini anak anak jaman sekarang sangat jarang yg mengetahui istilah dalam pertanian atau bertani yang sebenarnya masih sangat umum digunakan dalam bahasa sehari hari di daerahnya atau dalam bahasa jawa. Mungkin anak jaman sekarang sudah gak tertarik lagi dengan profesi sebagai petani. Maka dari itu di sini mencoba mengingatkan kembali akan istilah istilah dalam pertanian /bertani yang umum digunakan dalam bahasa orang orang desa. Selain untuk tidak melupakan bahasa daerah sendiri juga mungkin saja bisa menambah wawasan dalam bahasa jawa khususnya bahasa sehari hari wong ndeso.
Langsung saja simak di bawah ini.

1. MACUL
MACUL dalam bahasa Indonesianya adalah mencangkul yaitu mengolah atau membolak balik tanah dengan alat CANGKUL.

2. NGLUKU
NGLUKU adalah membajak sawah sebatas membalikkan tanah dengan alat yang namanya KEJEN ( Mata Luku ). Kalau dahulu ngluku dengan bantuan tenaga hewan seperti sapi atau kerbau, tetapi seiring perkembangan jaman, NGLUKU banyak yang sudah menggunakan alat bantu traktor.

3. NGGARU
NGGARU juga membajak sawah seperti NGLUKU. Tetapi perbedaannya kalau NGLUKU hanya sebatas membalikkan tanah, tetapi kalau NGGARU adalah meratakan tanah yang sudah di LUKU agar siap ditanami benih padi.

4. PINIHAN
Kalau dalam bahasa Indonesia adalah PERSEMAIAN yaitu tempat para petani untuk menaburkan benih padi atau gabah.

5. TAMPING
TAMPING adalah mencangkul permukaan galengan/tanggul sawah (tepian petak sawah) untuk membersihkan sisa sisa rumput dan merapikan galengan/tanggul karena mungkin saja ada yang tergerus atau terkena erosi biar menjadi rapi lagi.

6. MOPOK
MOPOK adalah menambah kembali galengan sawah setelah rumput dibersihkan ( di TAMPING ) dengan lumpur sawah biar lebih kuat dan rapi dan membuat tanah galengan/tanggul sawah berganti dengan tanah yang baru.

7 NDAUT
NDAUT adalah mencabut benih padi yang sudah siap tanam ( WINEH ) dari persemaian.

8. TANDUR
TANDUR adalah menanam/menancapkan WINIH kepetakan sawah dan ditata dengan jarak yang serasi sehingga pertumbuhan padi biar lebih bagus.

9. MATUN
MATUN atau dalam bahasa Indonesia adalah Menyiangi yaitu mencabut atau membuang gulma dan tumbuhan lainnya yang ada diantara tanaman padi biar tidak mengganggu pertumbuhan padi.

10. NGGARUK atau OSROK
NGGARUK adalah menyiangi tanaman padi dengan menggunakan alat bantu semacam garuk yang terbuat dari plat besi yang dimodifikasi untuk memudahkan mencakar gulma yang berada diantara tanaman padi.

11. NGGEPYOK
Nggepyok adalah merontokkan padi ( yang sudah dipanen dengan alat bantu benda keras seperti batu, mambu yang di modif sebagai media untuk merontokkan bulir padi. Caranya, satu genggam padi yang sudah di potong di pukulkan ( disabetke ) ke media tersebut sampai bulir padinya rontok semua.

12. EREG
EREG hampir sama dengan GEPYOK. Bedanya hanya media yang digunakan menggunakan semacam kincir berpaku yang diputar dengan tenaga manusia dengan dipedal dan juga bisa menggunakan tenaga diesel. Mesin alat bantu untuk merontokkan bulir padi tersebut biasa disebut namanya dengan EREG.

13. DEREP /DEREB
DEREP adalah bekerja memanen padi Contoh : Ayo DEREP neng sawahe Pak Fulan Artinya : Mari bekerja memanen padi di sawahnya Pak Fulan.

14. LEP
LEP adalah mengalirkan air ke petakan petakan sawah. Biasanya air dialirkan dari parit atau kanal irigasi yang didapatkan secara bergiliran.
Dan masih banyak lagi istilah istilah kegiatan dalam bertani. Tetapi sudah sangat umum dan mudah dimengerti.
misalnya saja :
Panen : Memanen Padi
Nyemprot : Menyemprot hama padi
Ngrabuk : Memupuk tanaman
Udah dulu yo, Semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang istilah istilah bertani dalam bahasa jawa khususnya bahasane desa kita.

Friday, June 10, 2016

Tradisi Ngaji Dan Tidur Di Mushala Di Plosorejo

Peletakan Pondasi Spiritual Sejak Dini. ngaji di Mushala dan tidur di mushala pas ramadhan.
___________
________________
Jangan tinggalkan Tradisi Ramadhan di PLOSOREJO.
Setiap menjelang bulan Suci Ramadhan, ada satu hal yang akan terus teringat oleh kita sampai kapanpun. Sebuah kisah anak-anak baru gede dari plosorejo, yang setiap tahun dilakoninya, tak ketinggalan kita waktu itu (kira-kira dari kelas 4 SD –SMP SMA atau yg tinggal di kampung). Dengan suka cita, kita waktu itu menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan ini. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam mengisi bulan Ramadhan ini, dari mulai jalan/lari pagi, tidur dimushola/masjid sampai dengan mainan mercon Meriam Bambu dan ngabuburit. Kegitan-kegiatan tersebut memang hanya di lakukan ketika bulan Ramadhan saja.
Nah…mungkin bagi rekan-rekan mas mas dan mbak mbak mungkin masih ingat dan menyenangkan kalau di kenang. tradisi ini akan terus terkenang. Kegiatan ini dimulai dari pagi hari setelah makan sahur dan sholat Subuh. Setelah sholat Subuh berjamaah, kita akan rame-rame untuk pergi ke jalan raya utama yaitu panjen ke utara sampai mengko, Biasanya ada yang naik sepeda, jalan kaki dan juga lari-lari pagi. tak lupa mercon sepertinya wajib untuk di bawa. Target utama kita disamping ketemu rekan-rekan dari desa yang lain, kita akan “nongkrong” di pinggir jalan sambil menyalakan mercon. bahkan ada loh yg golek cewek alias caper hahaha.
Walaupun jaraknya jauh namun karena dilakukan pada saat pagi hari dan rame-rame tidak membuat capek atau lemes..
Sore harinya, kegitan kita mulai lagi dengan bermain mercon, meriam bambu, Dengan hanya bermodalkan sebatang bambu yang besar dengan ukuran 1-1,5 m dan karbit kita bisa bermain sampai sore dengan puas. Ya..meskipun kadang-kadang dimarahin tetangga karena mengganggu istirahat sore hari mereka, tapi hal ini cukup membuat kita gembira. Malam harinya selepas buka puasa kita rame-rame lagi berangkat ke mushola atau masjid untuk melaksanakan sholat tarawih berjamaah dan dilanjutkan dengan Tadarus Al Qur’an sampai jam 23.00 WIB. Tadarus ini rutin di lakukan dengan cara berkelompok. kelompok putra dan kelompok putri, dimana satu orang membaca dan lainya menyimak bacaannya.
Setelah selsai Tadarus Al Qur’an, yang putri pulang kerumah masing masing dan yang putra tidak pulang kerumah, namun tidur berame-rame diserambi Mushola. Walaupun hanya beralaskan tikar karpet dan berselimutkan kain sarung yang sudah lecek dan kumal (maklum dicuci hanya seminggu sekali wkwkwk) kita bisa tidur dengan pulasnya. Nah....siapa yang akan membangunkan kita. Iling ilingen dw hahaha. dengan sabarnya setiap jam 02.00 WIB akan membangunkan kita untuk pulang dan melaksanakan makan sahur dirumah bersama keluarga. Sebuah tradisi yang syarat dengan kebersamaan, kesederhanaan dan juga religius yang rutin di jalankan selama bulan puasa. Namun saat ini tradisi tersebut hampir tidak kita jumpai lagi. Sebuah budaya yang seharusnya kita pelihara dan lestarikan secara pelan tapi pasti tergerus oleh moderenisasi dan kemajuan jaman.Mungkinkah tradisi ini akan tetap terwujud ketika nantinya generasi muda sudah berganti….??
semoga manfaat. "Marhaban ya Ramadhan"